Teknologi alutsista militer Indonesia mulai mendapat perhatian lagi dari pemerintah, selain membeli peralatan perang dari luar Negeri pemerintah juga mulai memaksimalkan potensi dari PT Pindad, perusahaan manufaktur yang menyediakan berbagai peralatan dan senjata untuk militer Indonesia.
Sena Maulana, kadep komunikasi Pindad mengatakan bahwa PT Pindad saat ini sedang memproduksi 150 pucuk senjata senapan tipe sniper bernama SPR 2 untuk Kopassus. Menurutnya, senapan SPR 2 produksi Pindad sudah membuat gempar dunia karena kemampuannya yang luar biasa.
Senapan SPR 2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG atau 12,7x99mm Anti Material Rifles, peluru tersebut sanggup menembus kendaraan lapis baja setebal dua sentimeter dari jarak 1 kilometer. Bahkan menurut Sena, peluru tersebut bisa terbakar dan meledak di dalam kendaraan lapis baja.
“Pelurunya 12,7 mm anti material, jenis pelurunya paling ditakuti karena bisa menembus tank dan kendaraan lapis baja. Peluru ini dapat menembus baja lalu terbakar dan meledak di dalam,” jelasnya seperti dikutip dari merdeka.com, Kamis (6/11/2014).
Sena mengungkapkan bahwa senapan SPR 2 merupakan pengembangan dari senapan Zastava M93 Black Arrow buatan Yugoslavia. Tahun 2003 TNI mempunyai tiga pucuk Zastava M93 Black Arrow lalu tahun 2006 TNI mulai memproduksi sendiri senapan SPR yang merupakan singkatan dari Senapan Penembak Rundu.
Sena Maulana, kadep komunikasi Pindad mengatakan bahwa PT Pindad saat ini sedang memproduksi 150 pucuk senjata senapan tipe sniper bernama SPR 2 untuk Kopassus. Menurutnya, senapan SPR 2 produksi Pindad sudah membuat gempar dunia karena kemampuannya yang luar biasa.
Senapan SPR 2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG atau 12,7x99mm Anti Material Rifles, peluru tersebut sanggup menembus kendaraan lapis baja setebal dua sentimeter dari jarak 1 kilometer. Bahkan menurut Sena, peluru tersebut bisa terbakar dan meledak di dalam kendaraan lapis baja.
“Pelurunya 12,7 mm anti material, jenis pelurunya paling ditakuti karena bisa menembus tank dan kendaraan lapis baja. Peluru ini dapat menembus baja lalu terbakar dan meledak di dalam,” jelasnya seperti dikutip dari merdeka.com, Kamis (6/11/2014).
Sena mengungkapkan bahwa senapan SPR 2 merupakan pengembangan dari senapan Zastava M93 Black Arrow buatan Yugoslavia. Tahun 2003 TNI mempunyai tiga pucuk Zastava M93 Black Arrow lalu tahun 2006 TNI mulai memproduksi sendiri senapan SPR yang merupakan singkatan dari Senapan Penembak Rundu.
Spesifikasi dasar dari senapan SPR-2 hampir sama dengan tipe SPR-1 masih mengadopsi sistem mekanisme bolt action akan tetapi memiliki fitur yang lebih baik dari versi sebelumnya antara lain memiliki magazine chamber, posisi popor yang dapat diatur, dan kemampuan menembus plat baja setebal dua sentimeter dalam jarak 1000 meter.
Hal ini dimungkinkan karena SPR-2 menggunakan peluru kaliber .50 BMG sebagaimana yang digunakan oleh "Heavy Sniper Rifles" atau "Anti Material Rifles" lainnya. Dengan berat sekitar 16 Kg, senapan ini juga memiliki dimensi yang sangat besar.
Kendati terilhami produk-produk senapan antimaterial yang sudah ada, kehadiran SPR-2 cenderung desain sendiri dari PT Pindad. Walaupun pada sebagian sosok, masih mengambil desain dari senapan Zastava Black Arrow M93 buatan Serbia dan Mechem NTW-20 buatan Afrika Selatan.
Sumber.
No comments:
Post a Comment