Mogok sekolah atau dalam bahasa kerennya, School Refusal, adalah kejadian dimana seorang siswa mengalami keengganan untuk datang ke sekolah karena suatu sebab. Mogok sekolah ini kasus yang masih ringan dibandingkan dengan fobia sekolah. Fobia sekolah / School Phobia biasanya lebih sering disertai dengan gejala fisik misalnya tiba-tiba sakit kepala, muntah, sakit perut dan perasaan tegang, takut yang berlebihan ketika akan masuk sekolah. Mogok sekolah yang kurang ditangani dengan baik biasanya akan berkembang menjadi fobia sekolah.
Ada beragam penyebab terjadinya mogok sekolah. Berikut ini adalah beberapa penyebab dari mogok sekolah :
Ada kejadian yang tidak mengenakkan di rumah atau ada yang ingin dilindungi di rumah
Penyebab ini tampaknya yang membuat keponakan saya enggan untuk sekolah. Di rumah, orangtuanya sedang dalam keadaan perang dunia ke III. Secara naluriah, seorang anak ingin melindungi keluarganya atau salah satu dari kedua orangtuanya. Naluri ingin melindungi ini yang menyebabkan ia tidak ingin meninggalkan rumah karena takut akan terjadi sesuatu dengan keluarga atau salah satu dari kedua orangtuanya.
Jika hal ini yang menjadi penyebab maka tentunya relasi kedua orangtua harus diperbaiki lebih dulu. Atau minimal dilakukan gencatan senjata dulu dan apabila perang akan dilanjutkan, alangkah baiknya jika tidak didepan anak-anak. Bicarakan masalah apapun dengan kepala dingin dan hati dewasa sehingga tidak akan membuat anak-anak kita menjadi terancam. Ingat anak-anak memiliki perasaan yang peka terhadap keadaan orangtuanya.
Di rumah lebih enak, karena aku bisa lebih bebas, bermain PS atau yang lainnya
Ada orangtua yang mengijinkan anaknya untuk bermain dengan bebas apabila anaknya tidak sekolah. Ketika saya tanya mengapa anak diijinkan untuk bermain hal yang ia sukai semaunya maka kebanyakan orangtua menjawab bahwa mereka tidak ingin direpotkan oleh anak yang tidak sekolah. Makanya banyak orangtua meminta anak untuk menyibukkan diri dengan segala aktivitas menyenangkan di rumah. Faktor inilah yang bisa menyebabkan anak lebih memilih untuk dirumah daripada sekolah.
Hal lain yang bisa menyebabkan keadaan di rumah lebih menyenangkan adalah proses pembelajaran di sekolah membosankan. Apabila hal ini yang terjadi maka kita harus berdiskusi dengan guru untuk membuat suatu proyek atau aktivitas yang dapat menarik minat anak. Namun untuk tingkat prasekolah, penyebab yang satu ini jarang terjadi.
Ada kejadian yang tidak mengenakkan di sekolah sehingga anak menjadi takut sekolah
Pengalaman disakiti oleh teman (dipukul, didorong hingga jatuh, dimusuhi—bullying) dapat menyebabkan seorang anak prasekolah menjadi takut untuk sekolah. Apabila hal ini terjadi, kita bisa meminta bantuan pada guru dengan menceritakan penyebab anak takut dan meminta guru untuk memberi perhatian ekstra terhadap proses interaksi di kelas.
Adanya hal baru di sekolah juga dapat menyebabkan anak enggan untuk sekolah misal adanya guru baru, kepala sekolah baru, atau barang baru yang tidak disukai oleh anak. Kerjasama dengan guru perlu dilakukan apabila penyebab ini yang menyebabkan anak kita tidak mau sekolah. Pendekatan perlahan-lahan dan mengajak anak bermain bersama dengan benda/orang yang ia takuti akan membantunya menimbulkan perasaan berani.
Perasaan kurang disayang dalam diri anak
Perasaan diabaikan dalam diri anak akan menyebabkan ia memunculkan perilaku yang mengakibatkan ia diperhatikan oleh orangtua. Jika ia tidak masuk sekolah maka ayah/ibu akan bingung dan (minimal) ia akan diajak berbicara bukan? Proses pembicaraan atau ditemani inilah yang dinantikan oleh anak walau proses ini tidak enak.
Ada beragam penyebab terjadinya mogok sekolah. Berikut ini adalah beberapa penyebab dari mogok sekolah :
Ada kejadian yang tidak mengenakkan di rumah atau ada yang ingin dilindungi di rumah
Penyebab ini tampaknya yang membuat keponakan saya enggan untuk sekolah. Di rumah, orangtuanya sedang dalam keadaan perang dunia ke III. Secara naluriah, seorang anak ingin melindungi keluarganya atau salah satu dari kedua orangtuanya. Naluri ingin melindungi ini yang menyebabkan ia tidak ingin meninggalkan rumah karena takut akan terjadi sesuatu dengan keluarga atau salah satu dari kedua orangtuanya.
Jika hal ini yang menjadi penyebab maka tentunya relasi kedua orangtua harus diperbaiki lebih dulu. Atau minimal dilakukan gencatan senjata dulu dan apabila perang akan dilanjutkan, alangkah baiknya jika tidak didepan anak-anak. Bicarakan masalah apapun dengan kepala dingin dan hati dewasa sehingga tidak akan membuat anak-anak kita menjadi terancam. Ingat anak-anak memiliki perasaan yang peka terhadap keadaan orangtuanya.
Di rumah lebih enak, karena aku bisa lebih bebas, bermain PS atau yang lainnya
Ada orangtua yang mengijinkan anaknya untuk bermain dengan bebas apabila anaknya tidak sekolah. Ketika saya tanya mengapa anak diijinkan untuk bermain hal yang ia sukai semaunya maka kebanyakan orangtua menjawab bahwa mereka tidak ingin direpotkan oleh anak yang tidak sekolah. Makanya banyak orangtua meminta anak untuk menyibukkan diri dengan segala aktivitas menyenangkan di rumah. Faktor inilah yang bisa menyebabkan anak lebih memilih untuk dirumah daripada sekolah.
Hal lain yang bisa menyebabkan keadaan di rumah lebih menyenangkan adalah proses pembelajaran di sekolah membosankan. Apabila hal ini yang terjadi maka kita harus berdiskusi dengan guru untuk membuat suatu proyek atau aktivitas yang dapat menarik minat anak. Namun untuk tingkat prasekolah, penyebab yang satu ini jarang terjadi.
Ada kejadian yang tidak mengenakkan di sekolah sehingga anak menjadi takut sekolah
Pengalaman disakiti oleh teman (dipukul, didorong hingga jatuh, dimusuhi—bullying) dapat menyebabkan seorang anak prasekolah menjadi takut untuk sekolah. Apabila hal ini terjadi, kita bisa meminta bantuan pada guru dengan menceritakan penyebab anak takut dan meminta guru untuk memberi perhatian ekstra terhadap proses interaksi di kelas.
Adanya hal baru di sekolah juga dapat menyebabkan anak enggan untuk sekolah misal adanya guru baru, kepala sekolah baru, atau barang baru yang tidak disukai oleh anak. Kerjasama dengan guru perlu dilakukan apabila penyebab ini yang menyebabkan anak kita tidak mau sekolah. Pendekatan perlahan-lahan dan mengajak anak bermain bersama dengan benda/orang yang ia takuti akan membantunya menimbulkan perasaan berani.
Perasaan kurang disayang dalam diri anak
Perasaan diabaikan dalam diri anak akan menyebabkan ia memunculkan perilaku yang mengakibatkan ia diperhatikan oleh orangtua. Jika ia tidak masuk sekolah maka ayah/ibu akan bingung dan (minimal) ia akan diajak berbicara bukan? Proses pembicaraan atau ditemani inilah yang dinantikan oleh anak walau proses ini tidak enak.
Ada kalanya, kehadiran adik baru juga dapat menyebabkan anak menjadi enggan untuk sekolah. Perasaan takut kehilangan ibu menyebabkan ia bertingkah seperti bayi lagi dengan harapan ibu akan memperhatikan dirinya seperti ibu memperhatikan adik baru.
Meluangkan waktu dan melibatkan anak si sulung akan banyak membantu anak dalam beradaptasi dengan adik barunya.
Apa yang harus kita lakukan saat anak kita tidak mau sekolah ?
Kunci utama dan paling utama adalah : tenang. Berpikirlah dengan jernih, tiap permasalahan pasti ada penyebab. Hadapi anak kita dengan netral dan bersikap tenang akan sangat membantu anak kita dalam menghadapi permasalahan.
Langkah pertama adalah dekati anak kita dan berbicaralah dari hati ke hati mengenai penyebab ia tidak mau sekolah. Gunakan pertanyaan,”Apa yang terjadi di sekolah yang menyebabkan kamu tidak mau sekolah ?”. Jika anak tidak mau menjawab, kita dapat gunakan pertanyaan “yes no question” untuk memancingnya. “Apakah ada teman baru ?” atau “Ada sesuatu di sekolah yang tidak kamu sukai ?”. Atau “Apakah kamu dimarahi oleh seseorang di sekolah ?”. Gunakan intonasi yang rendah dan bersahabat. Tundukkan mata kita hingga sejajar dengan mata anak kita. Gunakan bahasa tubuh yang bersahabat bukan bahasa tubuh menginterograsi.
Amati perilaku anak sebelum kejadian mogok sekolah. Apakah ia murung, tampak ketakutan, atau menyendiri. Jika iya, maka dapat diartikan ia baru saja mengalami hal yang tidak mengenakkan dan menakutkan.
Berkomunikasilah dengan guru di sekolah, mungkin beliau mengetahui informasi yang belum diceritakan oleh anak kita.
Doronglah anak untuk menghadapi ketakutannya dan bekali anak dengan cara untuk menghadapinya. Misalnya : dengan berani mengatakan “tidak suka” saat diperlakukan kurang baik oleh temannya. Atau menemani dia ke sekolah untuk menemani anak mendekati benda atau orang yang tidak disukainya. Langkah ini tergantung pada penyebab ia tidak mau sekolah.
Jika anak terpaksa diliburkan pada hari itu karena kita tidak memiliki waktu cukup untuk menggali permasalahan anak atau menemani anak ke sekolah maka yang harus kita lakukan adalah memberikan pekerjaan di rumah (bukan permainan) dan hindarilah aktivitas yang disukai anak untuk mengisi waktunya selama di rumah. Mintalah anak untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya di rumah atau mengerjakan latihan soal di rumah sebagai pengganti pelajaran di sekolah. Sewaktu pulang sekolah, mintalah anak untuk bertanya dan berkunjung ke rumah teman, guna menyalin materi pelajaran yang tidak ia ikuti.
Bekerjasamalah dengan guru di sekolah dengan meminta pekerjaan sekolah yang harusnya diselesaikan di hari anak tidak masuk sekolah. Atau mintalah guru anak kita berkunjung ke rumah.
Jika kita sudah menjalankan seluruh langkah diatas namun anak kita tetap memilih tidak mau sekolah, apa yang harus dilakukan ? Ini saatnya kita meminta bantuan orang yang lebih ahli. Mungkin ada penyebab yang tidak kita ketahui yang terekam di bawah sadar anak sehingga ia mengalami keenganan luar biasa untuk datang ke sekolah. Jika hal ini yang terjadi maka bantuan dari pihak yang lebih ahli untuk menetralkan pengalaman emosional tersebut sangat kita butuhkan.
No comments:
Post a Comment