Home » » Cara Kerja Airbag di Mobil

Cara Kerja Airbag di Mobil

Airbag adalah fitur keamanan yang bisa dipasang di mobil, yang berfungsi untuk melindungi kita jika terjadi kecelakaan. Penggunaan airbag dapat membantu melindungi daerah kepala, leher, dan dada.

Airbag biasa dipasang oleh pembuat kendaraan untuk keselamatan pengemudi dan penumpang. Biasanya airbag keluar dari setir/kemudi dan dashboard mobil. Ketika kepala anda mengenai airbag, airbag tersebut mulai mengempis secara perlahan, sehingga memungkinkan anda untuk keluar dari mobil tersebut.

Pada beberapa mobil, ketika kecepatan melewati 200-300 mil per jam, airbag otomatis keluar meski tidak ada tabrakan.


Seringkali airbag terbukti kurang memadai jika anda tidak menggunakan sabuk pengaman (seat belt). Karena jumlah kecelakaan yang terus bertambah, banyak negara memberlakukan aturan wajib menggunakan sabuk pengaman (termasuk Indonesia), yang dikatakan efektif mengurangi jumlah korban yang disebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, desain airbag yang terbaru dipercaya dapat melindungi anda meskipun anda tidak menggunakan seat belt.

Banyak yang salah paham bahwa airbag berfungsi untuk menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan. Airbag sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi, serta menghentikan kepala agar tidak terbentur setir/kemudi. Yang dapat menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan adalah seat belt.

Cara Kerja Airbag
Ketika sensor mendeteksi tabrakan, sensor tersebut akan mengirimkan sinyal ke modul kontrol yang kemudian mengeluarkan airbag.

Ada berbagai jenis sensor tabrakan yang dapat digunakan, seperti sensor yang ditempatkan di bagian depan mobil (daerah tabrakan), serta accelerometer yang ditempatkan di dalam modul kontrol. Accelerometer itu mengukur kecepatan dan keparahan tabrakan. Ada juga sensor yang ditempatkan di pintu untuk airbag samping.

Airbag yang dipasang di dalam dashboard atau setir mobil hanya dapat digunakan jika terjadi tabrakan di bagian depan mobil. Demikian pula berlaku untuk airbag yang dipasang di bagian samping mobil. Airbag akan keluar saat mobil terhantam pada sudut tertentu. Misalnya airbag sebelah kiri tidak akan keluar jika terjadi tabrakan di bagian kanan dan juga sebaliknya.

Modul kontrol atau "otak airbag" adalah komputer kecil yang menerima data kecelakaan dari berbagai sensor berbeda, lalu memutuskan airbag mana yang akan digunakan. Modul tidak dapat mengeluarkan airbag jika hanya menerima satu sinyal, modul perlu dua atau lebih sinyal dari sensor-sensor untuk menggunakan airbag.

Sinyal kedua diberikan oleh arming sensor yang terletak di dalam mobil, yang mendeteksi penurunan kecepatan secara tiba-tiba. Ketika kontrol modul sudah yakin bahwa terjadi tabrakan parah, modul itu akan mengirim sinyal ke squib inflater, dikenal juga sebagai igniter, yang merupakan perangkat listrik yang memiliki kabel jembatan tipis.


Dengan mengalirnya listrik melalui kabel tersebut, kabel itu jadi panas, yang kemudian membakar propelan airbag yang terbuat dari natrium azida. Natrium azida adalah bahan bakar yang dapat dengan cepat terbakar dan menghasilkan gas nitrogen yang banyak. Gas nitrogen itu kemudian mengalir melalui filter dan mengisi airbag yang terbuat dari nilon.

Setelah kepala anda membentur airbag yang terisi nitrogen, airbag mulai mengempis dengan mengeluarkan gas melalui lubang-lubang kecil. Awan asap yang memenuhi kendaraan sebenarnya adalah tepung jagung atau bedak talkum (talcum powder), yang digunakan untuk mencegah airbag lengket menempel ketika terlipat didalam.

Nitrogen yang dikeluarkan melalui lubang-lubang kecil itu tidak berbahaya (nitrogen sebenarnya merupakan 78% dari udara yang kita hirup). Anda hanya perlu membuka pintu atau jendela agar gas dan asap dapat keluar.

Sistem airbag samping berbeda dengan sistem airbag yang ada di depan. Airbag samping menggunakan gas simpanan yang terdiri atas silinder terisi 3000-4000 psi gas argon terkompresi (compressed argon gas). Kontrol modul memberi sinyal ke igniter, yang melelehkan bladder kecil didalam silinder tersebut. Gas argon kemudian mengisi airbag. Sama seperti nitrogen, argon juga tidak berbahaya.

Jika anda berencana membeli mobil, pastikan mobil tersebut memiliki sistem airbag. Menggunakan airbag dan seat belt dapat mengurangi kemungkinan mengalami cedera ketika terjadi kecelakaan lalu lintas.

Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2015. Media Informasi Bersama - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger